Literasi Bermutu Cegah Berita Palsu

  • 10:14 WITA
  • Administrator
  • Artikel

Tak dapat dipungkiri, sekarang  ini pelajar dan mahasisiwa sering mendapat tugas dari guru maupun dosen dengan mengambil sumber dari internet. Hal ini memang sangat membantu, karena membantu anak-anak untuk melek teknologi, namun terkadang intenet menjadi pisau bermata dua, artinya internet memiliki sisi yang positif dan negatif. Dampak negatif yang timbul dari internet adalah sumber yang diperoleh tidak bisa dipercaya dan merupakan berita palsu alias hoax. Selain itu, mencari sumber dari internet bisa menjauhkan anak dari kebiasaan membuka dan membaca buku. Oleh karena itu, alangkah baiknya seorang guru maupun dosen memberikan tugas dengan menggunakan sumber bacaan di perpustakaan.

            Perpustakaan sebagai sumber bacaan tentu akan menambah kebiasaan baik bagi anak-anak untuk membuka dan membaca buku, memahaminya, dan kemudian juga terbiasa me-nulis panjang (mengungkapkan kembali apa yang telah dibacanya). Membaca buku yang bermutu bisa melawan berita palsu atau hoax.

            Di lingkungan rumah, orangtua juga perlu menciptakan budaya baca dengan memberi contoh konkrit seperti ayah dan ibu membaca koran dan majalah serta buku dengan tekun, dan bukan malah asyik memainkan smartphone sepanjang waktu. Hal lebih nyata bisa di-mulai dari membuat perpustakaan mini dirumah. Di perpustakaan mini anak bisa disediakan berbagai buku bacaan, baik majalah, tabloid maupun buku. Bahkan alangkah baiknya, orangtua memfasilitasi anak-anak untuk berlangganan majalah favorit mereka. Hal ini tentu akan menambah semangat literasi di lingkungan keluarga.

            Intinya, banyaknya aktivitas yang mendekatkan anak-anak pada buku atau majalah, niiscaya akan membuat mereka tidak bisa jauh dari membaca bahkan menulis. Semangat literasi tentu perlu ditanamkan sejak dini mengingat zaman sekarang gadget mendominasi aktivitas manusia, namun buku atau majalah juga harus tetap didekatkan. Merek boleh akrab dengan media sosial, tetapi juga tetap bersahabat dengan buku atau majalah.

Gerakan Membaca Buku

            Gerakan literasi membaca buku yang dicanangkan oleh berbagai kalangan menjadi salah satu efektif meningkatkan kemampuan membaca. Peran seorang guru maupun dosen bisa dimaksimalkan dengan mengajak anak-anak untuk kembali mengajak anak-anak menggunakan perpustakaan sebagai sumber referensi.

            Aktivitas membaca memperluas cakrawala berpikir, karena dengan membaca kita mampu mengetahui berbagai bangsa di dunia dengan aneka budayanya, memahami kekayaan alam yang harus dijaga kelestariannya, dan menambah kemampuan daya analisis dalam memahami sesuatu.

            Membaca juga akan meningkatkan rasa ingin tahu anak-anak dan menjadi sumber inspirasi bagi mereka untuk mewujudkan cita-cita mereka. Jadi ungkapan yang mengatakan “buku adalah gudang ilmu, membaca adalah kuncinya”, dengan begitu, aktivitas membaca akan membuat anak-anak menjadi kaya akan pengetahuan, kritis dan analitis dalam menghadapi berita palsu alias hoax.

Catatan Penting Dunia Literasi Indonesia

            Pertama, selasa 2 Mei 2017 , Presiden Republik Indonesia  Joko Widodo bertemu para penggiat literasi di Istana Negara. Presiden saat itu sangat mengapresiasi para penggiat literasi yang memfasilitasi anak-anak di daerah terpencil untuk mengakses buku-buku yang mereka perlukan.

“Senang sekali saya bisa bertemu dengan bapak, ibu dan saudara-saudara sekalian yang mendorong, membuat masyarakat menjadi lebih pintar dan cerdas dan terbuka wawasanya dengan memberikan bacaan, membaca buku.”  Kata Jokowi.

            Kedua, ketka peringatan Hari Buku Nasional yang bertemakan “Gemar Membaca” di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu 17 Mei 2017 yang dihadiri oleh ratusan siswa SD maupun SMP. Di momen tersebut, Presiden berkesempatan mendongengkan sebuah cerita rakyat “Lutung Kasarung”.

            Lewat cerita rakyat yang diambil dari buku, anak dikenalkan dengan kebiasaan membaca sejak dini, sehingga dengan minat baca mampu meningkatkan nilai-nilai moral, etika, kesantunan, kejujuran dan mampu bersikap bijak dalam bertindak. Sementara itu dongeng dan cerita rakyat sarat akan pesan moral juga dapat memperhalus budi atau perasaan anak-anak. Lewat dongeng anak-anak lebih mudah menyerap nilai-nilai moral dibandingkan melalui nasihat lisan orang dewasa. Lewat kisah dongeng yang disajikan secara menghibur akan turut membentuk karakter dan kepribadiannya. Oleh karena itu, semangat literasi perlu ditanamkan sejak dini karena disamping mampu membentuk karakter dan meningkatkan kecerdasan anak, juga mampu sebagai aksi logis dan kritis dalam menyikapi berita palsu atau hoax.

Penulis : Ahmad Suryadi (mahasiswa Pendidikan Agama Islam)