A. Pengertian Teknologi Pembelajaran
Teknologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Technologia
menurut Webster Dictionary berati systematic treatment atau
penanganan sessuatu secara sistematis, sedangkan techne sebagai dasar
kata Teknologi berarti skill, science atau keahlian, keterampilan, dan
ilmu.[1]
Kata teknologi secara harfiah berasal dari
bahasa Latin texere yang berarti menyusun atau membangun, sehingga
isilah teknologi seharusnya tidak terbatas pada penggunaan mesin, meskipun
dalam arti sempit hal tersebut sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.[2]
Teknologi
berasal dari kata Greek “technologia”, yaitu techne yang berarti seni,
keahlian atau kerajinan, atau keterampilan. Sedangkan logia berarti
kata, studi, tubuh ilmu pengetahuan. Teknologi adalah sebuah pengetahuan
tentang membuat sesuatu.[3]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI Teknologi adalah keseluruhan
sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan
kenyamanan hidup manusia.[4]
Menurut Roger (1983) teknologi adalah suatu
rancangan atau desain untuk alat bantu tindakan yang mengurangi ketidakpastian
dalam hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu hasil yang diinginkan.
Teknologi biasanya memiliki dua aspek, yaitu aspek harware dan software.[5]
Sementara itu, Jacques Ellul (1967) mendefinisikan teknologi sebagai
keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi
dalam setiap kegiatan manusia. Menurut Gary J. Anglin (1991) Teknologi
merupakan penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara
bersistem dan menyistem untuk memcahkan masalah. Sedangkan menurut vaza (2001)
teknologi adalah sebuah proses yang dilaksanakan dalam upaya mewujudkan sesuatu
secara rasional. Teknologi merupakan ilmu pengetahuan yang ditransformasikan ke
dalam produk, proses, jasa, dan struktur organisasi.[6]
Jadi teknologi adalah sarana, alat maupun cara
yang digunakan dalam menyampaikan pesan dan memecahkan suatu masalah melalui
pengetahuan untuk suatu mencapai tujuan tertentu dan menjadi suatu disiplin
ilmu tersendiri.
Pendidikan adalah proses interaksi yang
bertujuan. Interaksi terjadi antara guru dengan siswa, yang bertujuan
meningkatkan perkembangan mental sehingga menajadi mandiri dan utuh. Secara
umum dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan suatu tindakan yang
memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan. Pendidikan merupakan proses
interaksi yang mendorong terjadinya belajar.[7]
Teknologi pendidikan adalah pengembangan,
penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki
dan meningkatkan proses belajar manusia. Di sini diutamakan proses belajar itu
sendiri di samping alat-alat yang dapat membantu proses belajar itu. Jadi
teknologi pendidikan itu mengenai software dan harware-nya. Software
antara lain menganalisis dan mendesain urutan atau langkah-langkah belajar berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai dengan metode penyajian yang serasi serta penilaian
keberhasilannya.[8]
Ada pula yang berpendapat bahwa teknologi
pendidikan adalah pemikiran yang sistematis tentang pendidikan, penerapan
metode problem solving dalam pendidikan, yang dapat dilakukan dengan
alat-alat komunikasi modern, akan tetapi juga tanpa alat-alat itu.[9]
Pada hakikatnya teknologi pendidikan adalah
suatu pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan. Teknologi
pendidikan memandang soal mengajar dan belajar sebagai masalah atau problema yang harus
dihadapi secara rasional dan ilmiah.[10]
Teknologi pengajaran
merupakan pemanfaatan dan pengetahuan spesifik dari perkakas dan keterampilan
dalam pendidikan. Teknologi pengajaran biasanya dipandang dari prespektif guru.
Ketika guru menggunakan komputer, peranti kera pendidikan jarak jauh, atau
internet untuk pengajaran, perkakas-perkakas tersebut dianggap sebagai
teknologi pengajaran.[11]
Saettler (20040
dalam bukunya “The Evolution of American Educational Technology” menggambarkan
evolusi teknologi pembelajaran dan mengelompokkan era media pembelajaran yakni
ketika bangkitnya penelitian mengenai media yang berkembang antara tahun
1918-1950. Sejak tahun 1950 hinga sampai saat ini istilah yang digunakan adalah
teknologi pendidikan (pembelajaran).[12]
Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta
didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik.[13]
Salah satu
pengertian pembelajararan dikemukakan oleh Gagne (1977) yaitu pembelajaran
adalah seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung
beberapa proses belajar yang bersifat internal. Lebih lanjut, Gagne (1985)
mengemukakan teorinya lebih lengkap dengan mengatakan bahwa pembelajaran
dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang
sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankan proses
internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar.[14]
Pembelajaran
mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai
konotasi yang berbeda. Menurut konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta
didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu
objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan
sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta
didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu
pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya
interaksi antara pengajar dengan peserta didik.[15]
Pembelajaran
yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas
pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar
yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan
pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap
dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik,
ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan
membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.[16]
Menrut Piaget,
pembelajaran terdiri sari empat langkah berikut.
1)
Langkah
satu. Menentukan topik yang dapat
dipelajari oleh anak sendiri.
2)
Langkah
dua. Memilih atau mengembangkan aktivitaskelas dengan topik tersebut.
3)
Langkah
tiga. Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang
menunjang proses pemecahan masalah.
4)
Langkah empat. Menilai pelaksanaan tiap kegiatan.[17]
Teknologi pembelajaran
ialah teori dan praktek dalam desain pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan
serta evaluasi proses dan sumber untuk belajar. Istilah teknologi berasal dari kata textere (bahasa latin) yang
artinya “to weave orconstruct”, menenun atau membangun. Teknologi tidak selamanya harus menggunakan mesin sebagaimana terbayangkan dalam pikiran selama ini,
akan tetapi merujuk pada setiap kegaiatan praktis yang menggunakan ilmu atau
pengetahuan tertentu. Bahkan
disebutkan bahwa teknologi itu merupakan usaha untuk memecahkan masalah manusia.[18]
Berdasarkan
definisi teknologi pembelajaran di atas, maka dapat dikatakan bahwa:
v Teknologi pembelajaran pada perkembangan awalnya sama dengan media
pembelajaran yang lahir dari revolusi komunikasi.
v
Dalam
perkembangan selanjutnya teknologi pembelajaran merupakan suatu disiplin ilmu
tersendiri yan bukan hanya terbatas pada media dalam bentuk peralatan fisik
semata, melainkan merupakan kajian dan praktik etis dalam mendesain,
mengembangkan, menggunakan, mengelola, dan mengevaluasi proses dan sumber
teknologi yang sesuai untuk memfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja
tenaga pendidik, peserta ddik, dan organisasi kependidikan.
v
Media
pembelajaran dipandang sebagai segala bentuk peralatan fisik komunikasi berupa hardware
dan software merupakan bagian kecil dari teknologi pembelajaran yang
harus diciptakan (didesain dan dikembangkan) digunakan, dan dikelola (dievaluasi)
untuk kebutuhan pembelajaran dengan maksud untuk mencapai efektivitas dan
efisiensi dalam proses pembelajaran.
v Oleh karena itu, media pembelajaran sebagai peralatan fisik tidak
sama dengan teknologi pembelajaran sebagai suatu disiplin ilmu.[19]
Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah
bahwa teknologi pendidikan, teknologi
pengajaran, dan teknologi pembelajaran memiliki
pengertian yang sama yaitu pengembangan serta penerapan ilmu pengetahuan, dapat
berupa alat, teknik, ataupun metode yang menjadi sarana untuk mempermudah
penyampaian pesan atau informasi dari sumber (pendidik) ke penerima informasi
atau pesan (peserta didik) agar tercapainya tujuan pembelajaran atau
pendidikan.
B.
Pengertian
Media Pembelajaran
Kata media
berasal dari bahasa Latin, yaitu medius. Arti kata medius adalah
tengah, perantara, atau pengantar. Media sering kali diartikan sebagai
alat-alat grafis, photografis, atau alat elektronik yang berfungsi untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal dalam
proes pembelajaran. Media merupakan segala bentuk alat yang dipergunakan dalam
proses penyaluran atau penyampaian informasi.[20]
Media, bentuk
jamak dari perantara (medium), merupakan sarana komunikasi. Berasal dari
bahasa Latin medium (antara),
istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah
penerima. Enam kategori dasar media adalah teks, audio, visual, video,
perekayasa (manipulative) (benda-benda), dan orang-orang.[21]
Menurut Heinich, dkk. (1993) media merupakan
alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara, yaitu
perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).
Heinich mencotohkan media ini, seperti film, telivisi, diagram, bahan tercetak
(printed materials), komputer, dan instruktur. Contoh media tersebut
bisa dipertimbangkan sebagai, media pembelajaran jika membawa pesan-pesan (message)
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Heinich juga mengaitkan hubungan antara
media dengan pesan dan metode (methods) dalam proses pembelajaran.[22]
Media adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media juga dapat diartikan
sebagai alat bantu yang dapat mencapai tujuan pembelajaran.[23]
Media
pembelajaran meliputi alat yang secara spesifik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan komponen sumber belajar yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa yang memotivasi siswa untuk belajar. Sumber
belajar terdiri dari atas sumber-sumber yang mendukung proses pembelajaran
siswa termasuk sistem penunjang, materi, dan lingkungan pembelajaran. Sumber
belajar mencakup segala yang tersedia untuk membantu individu belajar dan
menunjukkan kemampuan dan kompetensinya.[24]
Berdasarkan
klarifikasinya, setiap media pembelajaran memiliki karakteristik
sendiri-sendiri. Karakteristik tersebut dapat dilihat melalui tampilan media
yang disajikan. Dalam memilih suatu media pembelajaran yang akan digunakan,
guru dapat menggunakan suatu media pembelajaran menyesuaikan dengan situasi
pembelajaran.[25]
Media
pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang
pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dengan alasan
sebagai berikut:[26]
1.
Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar mereka.
2.
Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih diahami
oleh siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.
3.
Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga, apalagi guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
4.
Siswa banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti mengamati, melakukan, dan
mendemonstrasikan.
Media pembelajaran yang dirancang dengan baik
dapat merangsang timbulnya proses atau dialog mental pada diri peserta didik.
dengan perkataan lain, terjadi komunikasi antara peserta didik dengan media
atau secara tidak langsung tentunya antara peserta didik dengan penyalur pesan
(guru). Demikian dapat dikatakan bahwa pesan pembelajaran telah terjadi. Media
tersebut berhasil menyalurkan pesan/bahan ajar apabila kemudian terjadi
perubahan tingkah laku (behavioral change) pada diri si belajar (peserta
didik).[27]
Media pembelajaran selalu terdiri atas dua
unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan
unsur pesan yang dibawanya (message/software). Oleh karena itu, perlu
sekali diperhatikan bahwa media pembelajaran memerlukan peralatan untuk
menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan
atau informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut.[28]
Perangkat lunak (software) adalah
informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan kepada peserta
didik, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan
yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar tersebut.[29]
Media pembelajaran mencakup semua peralatan
fisik dan materi yang digunakan oleh instruktur, dosen, guru, tutor, atau
pendidk lainnya dalam melaksanakan pembelajaran dan memfasilitasi tercapainya
tujuan pembelajaran. Media
pembelajaran yang dimaksud mencakup media tradisional yang terdiri atas kapur
tulis handout, diagram, slide, overhead, objek nyata, dan
rekaman video, atau film dan media muktahir sperti computer, DVD, CD-ROM,
internet, dan konferensi video interaktif. Gagne dan Brigges juga mengatakan
bahwa sebenarnya penyebutan media yang digunakan dalam media pembelajaran itu
memiliki makna yang standar. Kadang-kadang media merujuk pada istilah-istilah
sebagai berikut: [30]
v Sensory mode: alat indera
yang didorong oleh pesan-pesan pembelajaran (mata, telinga, dan sebagainya).
v
Channel
of communitcation: alat indera
yang digunakan dalam suatu komunikasi (visual, auditori, alat peraba, kinestik,
alat penciuman, dan sebagainya).
v
Type
of Stimulus: peralatan tapi bukan mekanisme
komunikasi, yaitu kata-kata lisan (suara asli atau rekaman), penyajian kata
(yang ditulis dalam nuku atau yang masih
tertulis di papan tulis), gambar bergerak (video atau film).
v Media: peralatan
fisik komunikasi (buku, bahan cetak seperti modul, naskah yang diprogramkan,
komputer, slide, film, video, dan sebagainya).
Kesimpulan dari definisi tersebut ialah, bahwa
semua peralatan termasuk barang bekas yang dirancang untuk kebutuhan
pembelajaran dinamakan media pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa media
pembelajaran adalah semua perangkat lunak (software) dan atau perangkat
keras (hardware) yang berfungsi sebagai peralatan yang digunakan untuk
menyalurkan pesan-pesan pembelajaran dari pengirim pesan sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik sehingga
terjadi efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.[31]
Jadi media pembelajaran merupakan segala
bentuk sarana, alat, materi, perangkat lunak maupun keras, serta fisik orang
yang dapat menyalurkan informasi dan pesan dari sumber kepada penerima
informasi dan pesan agar tercapainya tujuan tertentu dalam proses pembelajaran.
C. Pengembangan Teknologi dan Media Pembelajaran
Salah satu model yang
banyak dirujuk untuk mengembangkan dan memanfaatkan teknologi pembelajaran
adalah model ASSURE atau model yang dikembangkan oleh Smaldino, Russel,
Heinich, dan Molenda. ASSURE merupakan akronim dari:[32]
A = Analize learn