Memahami KI dan KD dalam K13

  • 05:51 WITA
  • Administrator
  • Artikel

A. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.[1]

Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar.Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar.

Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik.

Horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.

Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).Kompetensi inti dirancan sedemikian rupa seiirin meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, Integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. [2]

Contoh Kompetensi Inti SD sebagai berikut:

KOMPETENSI INTI KELAS I

KOMPETENSI INTI KELAS II

KOMPETENSI INTI KELAS III

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

 

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

 

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

 

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

 

KOMPETENSI INTI KELAS IV

KOMPETENSI INTI KELAS V

KOMPETENSI INTI KELAS VI

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

4. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

4. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

4. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

B. Kompetensi Dasar

Kompetendi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran. Kompetensi dasar setiap mata pelajaran dikembangkan dengan merujuk kepada Kompetensi Inti dan setiap KI memiliki KD yang sesuai. Dengan perkataan lain, KI 1 memiliki KD yang berkaitan dengan sikap spiritual, KI 2 memiliki KD yang berkaitan dengan sikap sosial, KI 3 memiliki Kd yang berkaitan dengan pengetahuan dan KI 4 memiliki KD yang berkaitan dengan keterampilan.[3]

Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme.

Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresifisme atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme.

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap mata pelajaran mencakup mata pelajaran: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

 

Setiap kompetensi berimplikasi tuntutan proses pembelajaran dan penilaian. Hal ini bermakna bahwa pembelajaran dan penilaian pada tingkat yang sama memiliki karakteristik yang reltif sama dan memungkinkan terjadinya akselerasi belajar dalam 1 (satu) tingkat Kompetensi. Selain itu, untuk tingkat kompetensi yang berbeda menurut pembelajaran dan penilaian dengan fokus dan penekanan yang berbeda pula. Semakin tinggi Tingkat Kompetensi, semakin kopleks intensitas pengalaman belajar peserta didik dalam proses pembelajaran serta penilaian.[4]

Misalnya Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap mata pelajaran mencakup: Pendidikan /agama dan /budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Kompetensi Dasar SD/MI diorganisasikan dalam pembelajaran te,atik integratif dengan pendekatan pembelajaran siswa aktif.[5]Kompotensi dasar setiap mata pelajaran dikelas tertentu ini merupakan jabaran lebih lanjut komponensi inti, yang memuat tiga ranah. Yaitu sikap,pengetahuan, dan keterampilan.

Acuan yang digunakan untuk mengembangkan kompotensi dasar setiap mata pelajaran pada setiap kelas adalah SKL dan kompetensi inti.. Kompetensi dasar(KD) mata pelajaran bahasa indonesia kurikulum 2013 untuk jenjang SD dapat dilihat dalam salinan permendikdub No. 67 Tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kuikulum kurikulum SD.

Contoh rumusan KD mapel Bahasa Indonesia SMP dapat dilihat pada tabel

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSIDASAR

1. Menghargai dan Menghayati ajaran agama yang dianutnya

1.1 menghargai dan mensyukuri bahwa Indonesia sebagai anugerah tuhan yang maha Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia di tengah keberadaan bahasa dan budaya

1.2 menghargai dan mensyukuri bahwa Indonesia sebagai anugerah tuhan yang maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulisan

1.3 menghargai dan mensyukuri bahwa Indonesia sebagai anugerah tuhan yang maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi

 

 

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin tanggung jawab peduli (toleransi gotong royong) santun,percaya diri, dalam beinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya

 

2.1 Memiliki peilaku jujur, tanggung jawab dan santun Dalam menggapi secara pribadi hal atau kejadian     bedasarkan hasil observasi

2.2 Memiliki prilaku kreatif tanggung jawab dan santun dalam mendebatkan sudut pandang tetentu suatu masalah yang terjadi pada masyarakat

2.3 Memiliki perilaku juju dan kreatif dalam memaparkan langkah-langkah suatu poses berbentuk linear

2.4 Memiliki perilaku pecaya diri, peduli, dan santun dalam merespons secara pibadi peistiwa jangka pendek.

 

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) bedasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, tekhnologi,seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

 

3.1 Memahami teks hasil obsevasi, tanggapan deskiptif    eksposisi.

3.2 Mengklasifikasi teks hasil obsevasi,tanggapan, deskriktif dan cerita pendek berdasakan kaidah-kaidah teks baik melalui lisan maupun tulisan

3.3 Mengidentifikasi kekurangan teks baik melalui tulisan maupun lisan.

4. Mencoba,megolah dan menyaji ,dalam ranah konkret (menggunakan, menggurai,merangkai) Dan anah abstrak (menulis,membaca) menghitung menggambar, dan mengrang. Sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumbe lain yang sama dalam sudut pandang/teori

4.1 menangkap makna teks hasil observasi,tanggapan,deskriptif,eksposisi,dan cerita pendek baik secara lisan maupun tulisan.

 

 

4.2 Menyusun teks hasil observasi, tanggapan,deskriptif,eksposisi,dan cerita pendek baik secara lisan maupun tulisan.

4.3 Menelaah dan merevisi teks hasil observasi, tanggapan,deskriptif,eksposisi,dan cerita pendek baik secara lisan maupun tulisan.

4.4 Meringkas teks hasil observasi, tanggapan deskriktif,eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik secara lisan maupun tulisan.[6]

 

C. Keterkaitan Kompetesi Inti dan Kompetensi Dasar

Mata pelajaran dalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang terkecil. Sebagaicontohuntuk kurikulum SD/MI, organisasi Kompetensi Dasar dilakukan melalui pendekatan terintegrasi. Berdasarkan pendekatan ini maka terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang mengintegrasikan konten Mata Pelajaran Ilmu pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas I, II, dan III ke mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesian, Matematika, dan lain-lain.

Di kelas IV, V, VI nama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial tercantum dalam struktur kurikulum dan Memiliki Kompetensi Dasar masing-masing. Untuk proses pembelajaran, Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial, sebagaimana Kompetesi Dasar mata pelajaran yang lain, diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi dalam tema.

Substansi muatan lokal termasuk bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Sedangkan substansi muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.[7]

Pembentukan kompetensi terjadi pada proses pembelajaran pada interaksi atau keterlibatan peserta didik dalam pengelolaan pembelajaran. Melibatkan peserta didik dengan memberikan kesempatan dan mengikutsertakan mereka untuk turut ambil bagian dalam proses pembelajaran. Secara sederhan menurut Mulyana, porsedur yang di tempuh dalam pembetukan kompetensi dan karakter adalah:

1. Berdasarkan kompetensi dasar materi standar yang telah digunakan dan di tuangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru menjelaskan minimal yang harus dicapai peserta didik, dan cara belajar individual.

2. Guru menjelaskan materi standar secara logis dan sistematis, pokok bahasan dikemukakan dengan jelas dan ditulis di papan tulis. Memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya sampai materi standar tersebut benar-benar dapat dikuasai.

3. Membagikan materi standar atau sumber belajar berupa hand out dan fotocopy bebapa bahan yang akan dipelajari. Materi Standar tersebut sebagian terdapat di perpustakaan, jika materi standar diperlukan tidak tersedia diperpustakaan, maka guru memfotocopy dari sumber lain, seperti majalah dan surat kabar.

4. Membagikan lembaran kegiatan untuk setiap peserta didik. Lembaran tersebut berisi kegiatan tugas tentang materi standar yang telah dijelaskan oleh guru dan dipelajari oleh peserta didik.

5. Guru memantau dan memeriksa kegiatan peserta didik dan mengerjakan lembaran kegiatan, sekaligus memberikan bantuan, arahan bagi mereka yang membutuhkan .

6. Selesai diperiksa bersama-sama dengan menukarkan pekerjaan dengan teman lain, lalu guru menjelaskan setiap jawabannya.

7. Kekeliruan dan Kesalahan jawaban diperbaiki oleh peserta didik, jika ada yang kurang jelas guru memberikan kesempatan bertanya, tugas atau kegiatan mana yang perlu di jelaskan lebih lanjut.[8]

D.Mata pelajaran

            Kurikulum mata pelajaran(isolated subjects atau subject-matter curriculum) ini digolongkan sebagai bentuk kurikulum yang masih tradisional. Kurikulum ini sejak lama diterapkan pada sekolah-sekolah kita, sampai dengan munculnya kurikulum tahun 1968 dan kurikulum tahun 1975.Kurikulum ini mempunyainciri-ciri sebagai berikut:

Terdiri atas sejumlah mata pelajaran terpisah satu sama lain, dan masing-masing berdiri sendiri;

a.       Tiap-tiap mata pelajaran seolah-olah tersimpan dalam kotak tersendiri dan diberikan dalam waktu tertentu;

b.      Hanya bertujuan pada penguasaan sejumlah ilmu pengetahuan dan mengabaikan perkembangan aspek tingkah laku lainnya;

c.       Tidak didasarkan pada kebutuhan , minat, dan masalah yang dihadapi para siswa;

d.      Bentuk kurikulum yang tidak mempertimbangkan kebutuhan, masalah, dan tuntutan dalam masyarakat yang  senantiasa berubah dan berkembang;

e.