Tak
dapat dipungkiri, sekarang ini pelajar
dan mahasisiwa sering mendapat tugas dari guru maupun dosen dengan mengambil
sumber dari internet. Hal ini memang sangat membantu, karena membantu anak-anak
untuk melek teknologi, namun terkadang intenet menjadi pisau bermata dua,
artinya internet memiliki sisi yang positif dan negatif. Dampak negatif yang
timbul dari internet adalah sumber yang diperoleh tidak bisa dipercaya dan
merupakan berita palsu alias hoax. Selain itu, mencari sumber dari
internet bisa menjauhkan anak dari kebiasaan membuka dan membaca buku. Oleh
karena itu, alangkah baiknya seorang guru maupun dosen memberikan tugas dengan
menggunakan sumber bacaan di perpustakaan.
Perpustakaan sebagai sumber bacaan
tentu akan menambah kebiasaan baik bagi anak-anak untuk membuka dan membaca
buku, memahaminya, dan kemudian juga terbiasa me-nulis panjang (mengungkapkan
kembali apa yang telah dibacanya). Membaca buku yang bermutu bisa melawan
berita palsu atau hoax.
Di lingkungan rumah, orangtua juga
perlu menciptakan budaya baca dengan memberi contoh konkrit seperti ayah dan
ibu membaca koran dan majalah serta buku dengan tekun, dan bukan malah asyik
memainkan smartphone sepanjang waktu. Hal lebih nyata bisa di-mulai dari
membuat perpustakaan mini dirumah. Di perpustakaan mini anak bisa disediakan
berbagai buku bacaan, baik majalah, tabloid maupun buku. Bahkan alangkah
baiknya, orangtua memfasilitasi anak-anak untuk berlangganan majalah favorit
mereka. Hal ini tentu akan menambah semangat literasi di lingkungan keluarga.
Intinya, banyaknya aktivitas yang
mendekatkan anak-anak pada buku atau majalah, niiscaya akan membuat mereka
tidak bisa jauh dari membaca bahkan menulis. Semangat literasi tentu perlu
ditanamkan sejak dini mengingat zaman sekarang gadget mendominasi
aktivitas manusia, namun buku atau majalah juga harus tetap didekatkan. Merek
boleh akrab dengan media sosial, tetapi juga tetap bersahabat dengan buku atau
majalah.
Gerakan
Membaca Buku
Gerakan
literasi membaca buku yang dicanangkan oleh berbagai kalangan menjadi salah
satu efektif meningkatkan kemampuan membaca. Peran seorang guru maupun dosen
bisa dimaksimalkan dengan mengajak anak-anak untuk kembali mengajak anak-anak
menggunakan perpustakaan sebagai sumber referensi.
Aktivitas membaca memperluas
cakrawala berpikir, karena dengan membaca kita mampu mengetahui berbagai bangsa
di dunia dengan aneka budayanya, memahami kekayaan alam yang harus dijaga
kelestariannya, dan menambah kemampuan daya analisis dalam memahami sesuatu.
Membaca juga akan meningkatkan rasa ingin tahu anak-anak dan menjadi sumber inspirasi bagi mereka untuk mewujudkan cita-cita mereka. Jadi ungkapan yang mengatakan “buku adalah gudang ilmu, membaca adalah kuncinya”, dengan begitu, aktivitas membaca akan membuat anak-anak menjadi kaya akan pengetahuan, kritis dan analitis dalam menghadapi berita palsu alias hoax.
Catatan Penting Dunia Literasi Indonesia
Pertama, selasa
2 Mei 2017 , Presiden Republik Indonesia
Joko Widodo bertemu para penggiat literasi di Istana Negara. Presiden
saat itu sangat mengapresiasi para penggiat literasi yang memfasilitasi
anak-anak di daerah terpencil untuk mengakses buku-buku yang mereka perlukan.
“Senang
sekali saya bisa bertemu dengan bapak, ibu dan saudara-saudara sekalian yang
mendorong, membuat masyarakat menjadi lebih pintar dan cerdas dan terbuka
wawasanya dengan memberikan bacaan, membaca buku.” Kata Jokowi.
Kedua, ketka peringatan Hari Buku
Nasional yang bertemakan “Gemar Membaca” di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu
17 Mei 2017 yang dihadiri oleh ratusan siswa SD maupun SMP. Di momen tersebut,
Presiden berkesempatan mendongengkan sebuah cerita rakyat “Lutung Kasarung”.
Lewat cerita rakyat yang diambil
dari buku, anak dikenalkan dengan kebiasaan membaca sejak dini, sehingga dengan
minat baca mampu meningkatkan nilai-nilai moral, etika, kesantunan, kejujuran
dan mampu bersikap bijak dalam bertindak. Sementara itu dongeng dan cerita
rakyat sarat akan pesan moral juga dapat memperhalus budi atau perasaan
anak-anak. Lewat dongeng anak-anak lebih mudah menyerap nilai-nilai moral
dibandingkan melalui nasihat lisan orang dewasa. Lewat kisah dongeng yang
disajikan secara menghibur akan turut membentuk karakter dan kepribadiannya.
Oleh karena itu, semangat literasi perlu ditanamkan sejak dini karena disamping
mampu membentuk karakter dan meningkatkan kecerdasan anak, juga mampu sebagai
aksi logis dan kritis dalam menyikapi berita palsu atau hoax.
Penulis : Ahmad Suryadi (mahasiswa Pendidikan Agama Islam)